Pesugihan di Nusantara, Jalan Pintas Kaya dan Menderita ( 2 )

Banyak jalan menuju roma. Pepatah lama yang pasti digunakan saat kondisi terdesak. Begitu juga dengan cara mendapatkan kekayaan. Apabila cara normal menemui jalan buntu, supranatural menjadi jalan pintasnya. 

Berikut tempat - tempat yang dianggap sarana pesugihan..

1. Pesugihan Makam Ngujang Tulungagung

Sumber: Indosuara
Di Jawa Timur, ada banyak tempat untuk ritual pesugihan. Salah satunya di daerah Ngujang, Tulungagung. Di tempat ini terkenal dengan pesugihan monyet atau kera, atau dalam Bahasa Jawa biasa disebut ‘kethek’. Ada tata cara khusus untuk menjalani ritual pesugihan ini. Ada perjanjian-perjanjian khusus yang harus dipenuhi sang pemuja sebagai mahar (mas kawin). Di antara syarat yang harus dipenuhi dalam pesugihan ini adalah wajib memberi tumbal kepada mahkluk ghaib yang menguasai makam Ngujang selama si pemuja masih hidup.
Selanjutnya, dari zaman ke zaman, makam Ngujang atau Kethekan, dijadikan tempat mencari pesugihan. Barang siapa yang meminta juru kunci untuk membantu mencari pesugihan, dia (si pemuja) diberi seekor monyet yang dijadikan peliharaan untuk dapat mendatangkan rezeki. Konon kisahnya, di antara monyet yang ada adalah jelmaan dari dua santri yang dahulu enggan untuk ngaji di pesantren, ketika disuruh, mereka malah memanjati pohon.

2. Pesugihan Nyai Puspo Cempoko

sumber: terungkaplagi.blogspot.co.id
Nyai Puspo Cempoko adalah Pesugihan yang cukup terkenal di Rembang. Bila lelaki bersedia menjadi suami siluman ini dan melakukan senggama setiap malam Jumat Kliwon maka ia rela memberikan harta yang berlimpah.
Nyai Puspo Cempoko adalah penunggu gaib di daerah Kabongan, Rembang.  Tempat tersebut mempunyai nilai mistik yang sangat tinggi. Beberapa orang sering datang ke Kabongan untuk melakukan ziarah dengan tujuan tertentu.
Konon, para peziarah banyak yang dikabulkan keinginannya sehingga mereka menjadi kaya raya. Menurut cerita yang beredar kekayaan itu tidak diberikan secara cuma-cuma. Nyai Puspo meminta sejumlah imbalan kepada peziarah yang menginginkan kekayaan darinya.  Pencari pesugihan harus rela menjadi suami Nyai Puspo yang harus melayani kebutuhan seksualnya setiap malam Jumat Kliwon. Guna menyalurkan hasrat itu Nyai Puspo minta disediakan kamar khusus dimana hanya mereka berdua saja yang boleh masuk ke kamar tersebut.  Selain memenuhi kebutuhan seksual, Nyai Puspo juga meminta agar disediakan sesaji yang terdiri dari jajan pasar, kembang wangi, kelapa hijau serta bakaran kemenyan madu. Semua sesaji harus disediakan setiap malam. Tak boleh ada yang terlupakan.

3. Pesugihan Lereng Merapi, Yogyakarta

Tempat yang dikenal dengan nama Watu Tumpeng itu dipercaya memiliki kekuatan gaib, berada di kawasan Cangkringan, Sleman Yogyakarta, selalu dipenuhi berbagai sesaji. Banyak peziarah melantunkan berbagai permintaan, mulai kenaikan pangkat, ilmu kanuragan sampai pesugihan.  Setiap malam Jumat Kliwon, orang memasang sesaji jajan pasar dan kembang tujuh rupa, lantas berdoa minta berbagai permohonan.
Menurut Jurukunci Watu Gunung, gundukan tanah itu bukan kuburan manusia, melainkan gajah tunggangan Kerincing Wesi saat menjaga Gunung Merapi.  Konon, Kerincing Wesi berubah menjadi raksasa setelah makan telur naga Kiai Jagad, lantas ditugaskan menjaga Gunung Merapi. Untuk menjalankan tugas, ia menerima seekor gajah dari Panembahan Senopati. Ketika gajah itu mati, Kerincing Wesi menguburkannya di lereng Merapi.
Pada malam-malam tertentu, sering terdengar lenguhan gajah. Malah, ada warga yang mengaku melihat binatang itu melintas. Bagi peziarah, apa atau siapa yang berada di dalam kuburan itu, tidak menjadi masalah. Yang penting, tempat itu mempunyai kekuatan gaib yang menjanjikan perubahan nasib.

4. Pesugihan Sate Gagak

Di kalangan pelaku spritual, ada teknik khusus untuk mengais rupiah di tengah kuburan. Caranya, dengan berjualan sate gagak kepada arwah gentayangan. Konon, penghuni makam di lereng Gunung Bugel, Rembang pernah membeli sate gagak sampai Rp. 30 juta dalam semalam.
Untuk menjadi pedagang sate bagi arwah gentayang, yang diperlukan adalah burung gagak hitam yang masih hidup, minyak Arrohman, serta kemenyan. Dan syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah keberanian untuk bertemu dengan para lelembut dari berbagai rupa.
Pada tengah malam yang telah ditentukan, burung gagak harus dibawa ke makam yang akan dijadikan lahan berdagang. Sesampainya di tempat yang dituju, baca doa-doa khusus untuk membuka alam gaib, sambil membakar kemenyan. Tunggu sampai gagak yang dibawa berkoak-koak.
Ketika burung itu berbunyi, pada saat itulah momen yang paling tepat untuk menyembelih burung gagak itu. Bersihkan bulu-bulu yang menghiasi tubuhnya, lalu olesi dengan minyak Arrahman. Kemudian potong daging burung sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Bakarlah daging itu layaknya sate biasa.

5. Makam Nyai Ronggeng Kebumen

Uang balik Nyai Ronggeng atau yang biasa juga disebut dengan pesugihan Nyai Ronggeng.
Terus bagaimana cara mendapatkan pesugihan ini? “Ya, harus melakukan ritual di makam Nyai Ronggeng ini,” lanjut Mbah Marso. Makam Nyai Ronggeng lokasinya berada di Desa Jabres, Kecamatan Sruweng, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Di kalangan supranatural, makam ini sudah sangat dikenal.
Lokasi makam Nyai Ronggeng yang berada di ujung gang, di tengah persawahan warga, menjadikannya sangat mudah dikenali. Di tempat ini, hanya terdapat satu makam. Dan itulah makam Nyai Ronggeng atau ada juga yang menyebutnya makam Mbah Pucung.
Mencari pesugihan uang balik di makam Nyai Ronggeng ini, sudah lama dilakukan. Bahkan sudah ada sejak juru kunci dipegang oleh kakek buyut Mbah Marso.
“Untuk syarat-syarat ritualnya, antara ngalab berkah dengan niatan lain dan pesugihan uang balik sama. Mereka wajib membawa sesaji berupa kembang, kemenyan, degan hijau, telur ayam kampung serta alat-alat kecantikan..
Membawa alat kecantikan ini hukumnya wajib, karena yang ditemui adalah sosok arwah Nyari Ronggeng, seorang perempuan yang semasa hidupnya dikenal suka berdandan serta berparas cantik jelita. Dan alat kecantikan yang dimaksud, diantaranya seperti kaca, bedak, gincu, sisir, serta minyak wangi.
Perihal tumbal, di sini umumnya yang diambil adalah nyawa keluarga dan kerabat dekat. Bisa anak, istri, orangtua, saudara kandung, saudara sepupu dan lain sebagainya. Semua tergantung apa yang diinginkan oleh arwah Nyai Ronggeng selaku pemberi pesugihan.
Tumbal ini juga tidak hanya sekali diminta. Tapi tumbal harus diserahkan di setiap 40 hari sekali. Artinya, setiap 40 hari sekali itu, akan ada nyawa keluarga dekat dan kerabat yang bakal melayang. “Setelah semua keluarga habis, giliran nyawa si pelaku pesugihan sendiri yang akan menjadi tumbalnya. Dan setelah meninggal, sebagai gantinya arwah si pelaku pesugihan akan menjadi pengikut Nyai Ronggeng di alam gaib,” tutur Mbah Marso.

6. Kertamukti Kendal
Tempat ini menjadi perburuan para pencari pesugihan Dan tempatnya berada dilokasi wisata pantai sendang Kuning.,kecamatan Weleri.
Konon PESUGIHAN BANTENG ini semakin diminati oleh kalangan pengusaha Pesugihan ini memang banyak mengundang resiko tergantung besar tidaknya harta kekayaan yang diminta
Biasanya harta yang diminta rata-rata biasa-biasa saja tidak ada yang berlebihan hingga mengorbankan tumbal nyawa manusia. Makhluk ini dalam persyaratannya minta setiap selapan (35 hari) dilayani oleh istri peminta pesugihan sebagaimana suami sendiri.

7. Makam Ki Ageng Syeh Joko Desa Kaligawe, Pedan  Klaten.

Bagi warga Klaten dan sekitarnya, makam yang satu ini memang dikenal sebagai tempat perburuan pesugihan.Karena itu jangan heran kalau orang akan berpikir bahwa seseorang tengah berburu pesugihan, setelah berziarah disana.
Makam Syeh JokoMakam yang berada di tepi sungai Kaligawe ini memang telah terkenal di seantero negeri ini. Hal ini terbukti dari banyaknya tamu peziarah yang datang dari berbagai kota di seluruh Indonesia.Tak lepas dari kabar adanya janji kekayaan yang bisa diraih bila menjalankan ritual di makam ini.
 “Agar keinginan kita terkabul, maka kita harus ritual sebanyak 7 Jum’at lalu ditutup dengan ritual 3 hari 3 malam disini. Untuk tiap kali ritual kita harus menyediakan sesaji berupa dua sisir pisang raja, lalu kembang tujuh rupa, candu, kinangan (perlengkapan makan sirih), dan uang seikhlasnya yang diletakkan diatas sesaji” kata Mbah Wido.

Makam Ki Ageng Syeh Joko memang dipandang sangat ampuh bagi mereka yang menginginkan kekayaan secara instant. Karena itulah, pada malam2-malam tertentu terutama Jum’at, komplek pemakaman ini akan dipadati pengunjung. Sebuah bangunan yang dikhususkan untuk para peziarah sengaja dibangun di depan makam. Bangunan yang terbilang sangat besar ini biasanya akan penuh saat seluruh pelaku pesugihan datang dan berkumpul untuk menjalankan ritual.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BAMBU BUTA